Kisah inspirasi : "Modal Pinjaman"

Untuk postingan kali ini, saya akan menceritakan sebuah kisah, entah ini kisah fiktif atau kisah nyata, karena kisah ini pernah saya baca pada sebuah buku. Tapi intinya kisah ini dapat memberikan inspirasi positif untuk kita yang ingin memulai suatu bisnis dengan modal keuangan yang sangat minim tetapi mempunyai modal tekad dan semangat untuk sukses yang sangat maksi.

Ini adalah kisah sukses seorang pengusaha di Amerika sana, yang pada awal bisnisnya meminjam semua barang yang dibutuhkan dari orang lain (entah mungkin orang ini sudah putus urat malunya kali, he he he).
Menurutnya pengertian uang adalah segala sesuatu yang dapat ditukarkan dengan barang lain, uang yang dimaksud bukan hanya uang tunai tetapi segala sesuatu yang bernilai dan dapat ditukarkan.

Sebut saja namanya Jhon, dia adalah seorang wiraniaga produk keperluan industri. Dia adalah wiraniaga yang suukses dan mampu menghidupi seorang isteri dan 7 orang anak. Dia bermimpi mempunyai pabrik yang dapat memproduksi barang seperti yang dijualnya saat ini. Jhon meminjam modal dari semua pemilik uang, tapi sayangnya selalu saja menerima penolakan. Jhon tidak mempunyai sejarah kredit memuaskan yang memungkinkan dia untuk meminjam uang dalam jumlah besar.
Kegagalannya meminjam uang di masa lalu, tidak serta merta menyurutkan niat dan tekadnya untuk membangun pabrik sendiri. Di usianya yang ke 40, dia sudah mantap mengejar mimpinya agar dapat menikmati hasil kerja kerasnya sebelum usia tua. Jhon mempelajari kembali surat penawaran-surat penawaran yang pernah dibuatnya dan menyusun daftar barang yang diperlukan. Barang-barang yang terkesan mewah dicoretnya satu per satu sampai daftar tersebut memuat tujuh barang yang sangat dibutuhkan untuk mengoperasikan pabrik. Ketujuh barang tersebut antara lain akte pendirian perusahaan, bangunan pabrik, peralatan kantor, mesin produksi, karyawan, bahan baku, dan dana operasional. Ketujuh barang tersebut dapat dibeli, tapi Jhon tidak punya uang, jadi dia bertekad untuk meminjamnya satu per satu.
Sebagai langkah awal, Jhon menemui temannya yang seorang notaris, untuk dibuatkan akte pendirian perusahaan dengan jumlah saham 1 juta unit. Sebagai imbalan kepada temannya yang notaris, Jhon memberikan 10 ribu unit saham artinya 1% dari total sahamnya. Teman notaris ini percaya bahwa Jhon nantinya akan mampu menjual barang produksi pabrinya. Kemudian di dekat rumahnya, ada sebuah gedung tua bekas pemintalan  yang lengkap dengan peralatan di dalamnya, tetapi dalam keadaan rusak. Jhon menemui pemilik gedung tua tersebut, dan mengadakan perjanjian. Jhon boleh memakainya selama dua tahun tanpa sewa, tetapi semua perbaikan peralatan menjadi tanggungan Jhon. Di akhir tahun ke-2 Jhon harus mengembalikannya kepada pemilik, termasuk semua perbaikannya, atau boleh memperpanjang perjanjian sewa dengan membayar sejumlah uang sesuai dengan kemampuan selama 3 tahun.
Gedung tersebut rusak parah sehingga Jhon harus bekerja malam dibantu isteri dan anak-anaknya untuk memperbaiki kondisi gedung tersebut. Jhon juga mendapat bantuan dari teman-temannya sesama wiraniaga untuk mengecat, memperbaiki kabel, dan pipa air, serta memasang telepon baru sehingga akhirnya gedung tersebut layak pakai.
Suatu ketika ada kabar kalau kakak iparnya akan menutup kantor cabang kecilnya. Jhon memberitahunya tentang pabrik yang akan dibangun dan menawarkan agar perabotan kantor beserta alat tulis yang sebagian besar masih terpakai disimpan dulu di pabrinya.
Satu lagi keberuntungan tak terduga bagi Jhon, di mana dia mengetahui kalau ada dua pabrik yang akan melego sebagian mesin dan perkakas tuanya. Setelah ditata, mesin dan perkakas tua tersebut ternyata dapat dijadikan satu jalur produksi. Pemilik mesin dan perkakas tua tersebut setuju meminjamkan kepada Jhon dengan membelinya dalam satu tahun. Apabila dalam jangka waktu satu tahun Jhon tidak jadi membeli dan tidak bisa menjualnya, maka Jhon harus membayar sewa serta menanggung ongkos pengembalian mesin. Pemilik mesin setuju dan senang dengan perjanjian itu.
Gedung, peralatan kantor, mesin dan perkakas sudah ada dan siap beroperasi, tapi mesin dan perkakas tidak akan mungkin jalan tanpa adanya operator. Jhon berbicara dengan 3 orang tenaga operator mesin dari perusahaan lain untuk bekerja di pabriknya di malam hari dan selama akhir pekan. Karena Jhon tidak mempunyai dana tunai, dia mengusulkan untuk pembayaran gaji mereka diambil dari persentase setiap pesanan yang diproduksi dan dikirim. Setelah order dibayar, gaji tenaga operator mesin juga dapat dibayarkan.
Sekarang Jhon harus menghadap pemasok bahan baku. Dia mengundang para pemasok untuk melihat keadaan pabriknya yang telah siap, tetapi kekurangan bahan baku. Para pemasok merasa yakin setelah kunjungan itu dan berjanji mengirimkan bahan baku dengan pembayaran tenggang waktu 90 hari. Tapi Jhon hanya diberkan sejumlah bahan baku sesuai pesanan yang diterimanya dari pelanggan. Dengan keyakinan yang mantap Jhon berhenti dari tempatnya bekerja untuk berkonsentrasi di pabriknya dengan mencari pesanan demi pesanan, begitu menerima surat pesanan, langsung dikirim ke pemasok agar segera dikirimkan keperluan bahan baku. Jhonpun mengontak ketiga tenaga operator mesin untuk berproduksi. Jhon menagih konsumennya dengan pembayaran tenggang waktu 30 hari.
Di sela-sela jangka waktu menerima tagihan dari konsumennya, terdapat biaya-biaya operasional yang harus dbayar tunai, seperti biaya listrik, telepon, bahan bakar, biaya angkutan, sementara Jhon tidak mempunyai uang tunai.
Tapi Jhon tidak kalah akal, dengan cerdiknya ia memasang iklan baris di surat kabar lokal dengan judul "Dicari investor perorangan". Walaupun respon yang didapat sedikit, tetapi mereka adalah investor perorangan yang serius. Dengan memperlihatkan kepada calon investornya, pabrik, surat pesanan, surat pengiriman barang, dan surat penagihan ke konsumen, akhirnya Jhon berhasil mendapatkan  uang tunai dengan menjual sahamnya US$ 1 per unit.
Inti dari kisah di atas adalah modal utama dari sebuah bisnis adalah keyakinan untuk sukses yang didukung oleh modal kepercayaan. Dengan keyakinan sukses yang tinggi, akan timbul kecerdikan kita dalam mengatasi permasalahan yang muncul. Untuk memperoleh kepercayaan itu mudah, tapi yang sulit adalah mempertahankannya.

SALAM SUKSES BUAT ANDA DAN KITA SEMUA, AMIIN....